KARYA:Aldila Santi N (SMA N 2 Surakarta)
Liburan seusai Ujian Akhir jenjang Sekolah Menengah Pertama tiba. Saat
itu tepatnya hari selasa minggu kedua untuk liburan tersebut. Bangun lebih
siang sudah menjadi kebiasaan cewek itu. Disa namanya. Tetapi, pagi ini
berbeda. Disa bangun lebih pagi. Entah apa yang akan dilakukannya. Mukanya pun
terlihat segar saat bangun dari tidurnya. Tak ada yang mengerti apa yang sedang
terjadi dengan dirinya. Setelah bangun dari tidurnya, langsunglah dia menganmil
handphone miliknya. Dia mengetik beberapa kalimat dan ditekanlah tulisan kirim
pesan untuk seseorang. Dia terlihat bahagia seperti dia akan bertemu dengan
seseorang yang
membuat dia semangat hidup. Wajahnya berseri-seri, tak ada raut
muka kusut yang biasa ia tampakkan sebangun dari tidurnya. Hanphonenya pun
selalu di bawa kemana-mana dan dimana pun dia berada. Sampai saat ini pun tak
ada yang mengerti apa rencana Disa. Jarum jam menunjuk ke angka delapan. Itu
artinya sekarang jam delapan pagi. Disa bergegas mengambil handuk dan masuk ke
dalam kamar mandi. 20 menit berlalu. Akhirnya Disa keluar dari kamar mandi.
Sabun yang harum itu membuat wajah Disa terlihat amat berseri-seri. Setelah
membersihkan diri, dia berhias di depan kaca. Jam menunjukkan pukul sembilan
pagi. Usai berhias, dia merapikan diri.
Jam menunjukkan 09.30. terjawablah perbuatan Disa yang aneh saat pagi
tadi ia lakukan. Ternyata dia mempunyai janji dengan seorang cowok. Ophy nama
cowok itu. Rumah mereka tidak terlalu jauh. Hanya sekitar 5 sampai 10 menit
saja. Sampailah Ophy di rumah Disa. Seperti biasa Ophy tidak memanggil Disa.
Melalui sms dia memberitahu bahwa dia sudah sampai di rumahnya. Kemudian Disa
bergegas keluar dengan wajah berseri-seri dan mata yang berkilauan. Mereka
berdua pun akhirnya pergi.
“Kita mau main kemana nih ?” tanya Ophy.
“Ya terserah Ophy aja mau main kemana.” jawab Disa.
“Hloo , aku aja bingung. Enaknya kemana dong ? “
“Hmmm terserahlah , aku ngikut kamu aja.”
Akhirnya Ophy memutuskan untuk
bermain ke di suatu taman. Taman itu memang
ramai apalagi saatnya liburan sekolah. Bukan hanya anak muda tetapi juga
anak-anak dan orang tua pun mengunjungi taman itu. Mereka berdua sering bermain
ke taman itu. Jadi, bermain ke taman itu tidak menjadi hal yang asing buat
mereka berdua.
Taman itu memang indah. Banyak
pepohonan , udaranya pun sejuk. Disana juga terdapat kolam. Pemandangan yang
indah membuat pengunjung tidak bosan. Begitu pula dengan mereka , tidak bosan
untuk mengunjungi taman itu. Ada
juga beberapa hewan yang mendukung pemandangna disana. Mereka berdua pun
jalan-jalan, melihat pemandangan sekitar dengan jalan memutari kolan tersebut.
Hanya canda dan tawa yang mereka perlihatkan . tidak ada raut muka kesedihan
diantara mereka. Terasa sangat menikmati dengan keadaan alam sekitar. Seusai
jalan-jalan, mereka memutuskan untuk istirahat duduk di bawah pohon yang
rindang dan hanya berdua. Bermain ke tempat ini tidak bosan-bosannya mereka
lakukan di setiap liburan. Di bawah pohon itu mereka bercanda, tertawa, dan
saling berbagi cerita. Setiap canda yang mereka perlihatkan terasa menyenangkan
di hati. Tetapi jangan salah sangka dengan hubungan mereka. Mereka tidak
pacaran melainkan hanya sebatas teman dekat yang saling melengkapi.
Tak terasa sudah 3 jam mereka berada disana.
“Jam berapa ini ?” tanya Ophy.
“Jam 2 , emang kenapa ?”
“Gak papa sih, aku capek dari tadi duduk terus. Kamu gak di cariin
ortumu kan
kalau main ?”
“Enggak kok. Aku tadi udah minta izin. Lagian ini juga hari libur.”
“Gimana kalau kita pindah lokasi main ? Setuju kan ?”
“Oke. Tapi kemana mainnya ?”
“Ya jalan-jalan lagi aja. Tapi kamu gak capek kan ?”
“Enggak. Yaudah ayo kita main ke tempat lain !”
Mereka pun mengambil sepeda motor
dan mengendarainya untuk menuju ke tempat main lainnya. Setelah lama mencari
tempat, akhirnya mereka pun berhenti di suatu mall yang cukup besar dan sangat
ramai. Perut Disa pun mulai berbunyi. Itu tandanya dia lapar. Disa pun mengajak
Ophy untuk makan di food court yang verada dalam mall tersebut.
“Kamu mau makan apa ?” tanya Disa.
“Terserah. Sama kayak kamu aja.” Kata Ophy.
“Sipp , beres deh.” jawab Disa dengan tersenyum manis.
Disa pun pesan makanan untuk mereka
berdua. 10 menit mereka menunggu makan itu datang. Mereka pun langsung
menyantapnya. Salah satu kebiasaan Disa yang dari dulu gak pernah bisa dirubah
itu kalau makan pasti lama. Tetapi Ophy pun setia menunggunya.
Jam menunjukkan pukul 16.00. mereka memutuskan untuk pulang dan
beristirahat. Ophy pun mengantar Disa pulang sampai di depan rumahnya. Tak lupa
salam yang biasa mereka laukan itu dilakukannya. Sesampainya Ophy di rumah, dia
langsung mengambil handphonenya dan kirim sms buat Disa. Mereka bercerita
tentang bagaimana bahagianya mereka saat bermain tadi. Memang capek ang
dirasakannya tetapi hati mereka beda untuk merasakannya. Hati mereka merasa
senang yang tak ada habisnya. Sulit untuk dilupakan dalam waktu yang singkat.
Lambat laun seiring dengan berjalannya waktu, hubungan mereka berdua
meregang. Dan lama kelamaan mereka berdua tak saling memberi kabar. Sebenarnya
Disa heran dengan apa yang terjadi saat ini. Tetapi Disa hanya tinggal diam dan
membiarkan ini semua berlalu berjalan dengan apa adanya. Dia ikhlas dengan
apapun yang telah terjadi. Dia percaya suatu saat nanti Ophy akan merasa
seberapa pentingnya dirinya buat Disa. Disetiap Disa mengingatnya, air mata itu
terjun bebas membasahi pipinya. Dia berusaha untuk tidak mengingatnya kembali,
tetapi sulit untuk dilakukannya. Disa selalu ingat betapa dekatnya dia dulu
bersama Ophy. Seperti kakak beradik yang sangat akrab. Hanya hampa yang awlanya
ia rasakan saat Ophy tidak dekat lagi dengannya. Tetapi dengan keikhlasan dan
kesabaran Disa, ia bisa tetap tersenyum sepanjang hari walaupun hatinya menangis
meraskan perihnya kejadian ini. Apapun yang terjadi, Disa tetap tegar dan tegap
berdiri menghadapi semuanya dengan senyuman. Disa selalu berharap agar Ophy
mengerti apa yang Disa rasakan dan inginkan. Disa tak rela seandainya Ophy
melupakan kenangan mereka selama ini. Dan satu yang Disa rasakan, Disa
merindukan Ophy yang dulu. Tetapi semua ini tidak terlalu dipikirkan oleh Disa.
Ini semua bisa mengganggu proses belajar dia. Hari-hari Disa selalu terpenuhi
dengan senyum manisnya walaupun dia merindukan Ophy yang dulu.