Nama Dia???#chapter4


17.46

Lenyap kembali sang surya dari ujung tunas ke ujung pangkal. Terlihat kabut putih berubah menjadi senja. Sore ini aku sudah berjanji akan bertemu dengan sejoliku, karena bulan ini sudah mencapai puncak tahun dan bersamaan dengan hari libur semester 1. Kami akan bersenang dengan klubbing(kita luas bersama buat traveling). Aku pun berjanjian akan bertemu di taman kali ini tapi seperti biasa, mereka paling pintar molor dan aku paling rajin datang duluan. malah lebih awal dari jam janjiannya, ya mungkin terlalu ngebet!.

Berharga...

Sabtu, 23 Maret 2013
Posted by indra

Di matamu aku bukan siapa-siapa,

Aku hanya kekasihnya,

Kekasih yang tau akan kepastian hubungan,

Biarkan sang surya menjawabnya,

Ketika Hatiku harus berkata jujur,


Jalan alternatif [TOL]

#31 agustus 2010

05.20

Cahaya memancarkan dari ufuk timur menandakan sang surya mulai bangkit. Dengan komando dari sang betina, ayam jantan milik tetangga sebelah mulai berbaris dan berkokok dengan nyaringnya. Sangat keras seakan semua dianggap manusia itu tuli.

“aduh..keras amat ya!” diriku pun terbangun dengan menutup lubangku,lubang telingaku.
Matahari seperti mulai mencair, menghilang ke dalam kegelapan malam seakan rembulan dan bintang menggantikannya dalam kehidupan ini. Namun semuanya hanya sementara, hiya sementara. Seperti peristiwa malam ini, terbenam ke dalam memoriku yang tak akan pernah terhapus oleh apapun.
Di tengah hamparan sawah yang luas,gelap gulita, dan hanya diterangi segelintir cahaya kecil dari kunang-kunang yang bertebangan. Kita duduk berdua bersama melihat bebarapa bintang kecil menari-nari menciptakan suasana malam yang hening.



Pertemuan Satu blok#chapter2

#27 agustus 2010
Waktu sudah beranjak sore,tak terasa perubahan mentari menjadi rembulan. Secepat kelereng masuk ke lubang?. Jangan berfikir negative, maksud saya lubang kemenangan. Sore ini aku sudah berdiri tegak di tengah lapangan, hanya sendiri dan hanya berbaring di tanah. (mungkin aku sedikit gila, tapi jangan salah tebak). Melainkan kali ini menunggu teman-teman sejoliku. Hiya benar aku dan mereka sudah saling janjian akan bertemu disini, tapi sampai sekarang tak ada satu batang hidung dari mereka.
Sosok Baru #chapter1

dimulai hari yang mendung di rumah sakit negeri ternama.seorang ibu melahirkan bayi laki-laki yang sehat dengan tangisan nyaring.ayahnya, dengan perasaan bangga dan fasih mengumandangkan adzan ke telinga anaknya yagn tercinta.

#16 agustus 2010

tinggi,besar,kurus,dan lumayan. itulah aku, lahir 10 agustus 1995 di kota budaya. bila aku dibilang ganteng, saya tidak menyukainya. maka nama saya Keratya Putra. nama yang agak aneh. dapet dari mana ibu saya, di tong sampah ya?ironis.

Kematian

Selasa, 16 Oktober 2012
Posted by indra

kaku, diam, atau bisu?

mulut tersenyum..

tanda jawaban manis kepada mereka

dikelilingi orang tersayang..

duduk termenung, di dalam lentera yang hampa

menunggu, dalam cinta yang ada.

tik tik tik

detak detik jam dinding berjalan,

menuju sebuah permulaan yang di nantikan 

Dilema...

Minggu, 30 September 2012
Posted by indra
dilema...
mata bersinar
melihat segalanya
di sekitar ribuan pasang mata 
mencoba untuk berfikir
melewati segala fatamorgana
Sepoi angin dalam sunyi malamku
terasa dingin merasuk tulang
kemelut awan hitam yang bergumul
terasa mengiringi hariku yang berkabut
rona merah penuh aura dalam raut wajahmu

Kegelapan terhempas, terhapus oleh kebahagian yang ada. Hari kemarin adalah hari yang kelam saat ku dengan jovi, tak kupikirkan bahwa jovi bisa melakukan hal semacam itu. Tapi beruntungnya diriku memiliki kesetiaan di dalam dirinya. Saat begitu indah kala dia memperhatikanku, mungkinkah akan selamanya. Hanya harapan itulah yang bisa membuat aku bahagia. Pagi hening berbaur dalam kicauan burung kecil membangunkan diri ini untuk memulai hal baru, melupakan keadaan yang terjadi kemarin. Diriku berpikir akan semua kejadian yang ada, akhirnya ku terbebas dari bayang-bayang kegelisahan yang ada.
Bel deringan Pulang sekolah terdengar di telingaku. Saat keluar dari sebuah ruangan kelas, tak terasa langkah kakiku terhambat. Ternyata jovi menahan tanganku, seperti dirinya ingin mencari jawaban yang pasti dari hal kemaren.
“bagaimana zita, akankah jawabmu sekarang??” pertanyaan jovi langsung menuju pada inti.
                “jangan sekarang jov, aku masih butuh waktu.” Kupertegas jawabku,
mungkin jawaban yang sangat sakit tak mungkin ku berikan, jawaban tolakan yang tak tega melihatnya. Tapi

Saat ku masuki rumah indah, langsung ku menuju kamar terhangatku dengan menahan derai tangis ini. Terlihat kak putri dengan seorang laki-laki yang amat baik bak seorang pangeran di sana, tampak mas bayu menatap diriku dengan penuh keheranan. Dirikupun berharap kak putri langsung menyadari akan apa yang aku butuhkan. Namun ku tetap berlari kamarku, langsung diri ini ku hantamkan ke sebuah kasur dan ku kekap sebuah guling. Sekarang ku hanya bisa menangis dengan kebingungan ini. Terdengar suara ketukan pintu kamarku, namun tak ku pedengarkan semua.

Langkah demi langkah kaki, menuju suatu tujuan yang pasti, kecemasan dan kekhawatiran mulai membanyangi. Apa yang disembunyikan jovi, sungguh diriku bingung saat ini. Sangat penasaraan hati ingin mengetahui apa perkataan jovi nanti. Begitu hal dengan keadaan seperti ini semua hal yang telah membisu dan berharap akan semua keadaan ini. Semoga saja ini bukan kamuflase biasa. Kini semua hanya satu mulut yang bisa menjawabnya.
Pandangan menuju satu arah, perlahan semakin dekat dan dekat. Tatapan lirik dari samping, seakan semuanya tertuju padaku. kecuali dia, dia yang amat masa bodoh akan semuanya. Tak pernah sekalipun menoleh sedikit, Membuat hati semakin penasaran. Mungkinkah dia bisa keseriusan denganku dan kenapa yang dia lakukan itu salah.
“hallo,hallo zita?” tak merasa tangan jovi melayang di hadapanku, ternyata melamun.
                “inikah kerjaanmu. Melamun saja.” Terdengar mulut jovi bergumam dan duduk bersantai.
“ya, begitulah. Kadang begini mengasyikan.”

Ketika berkata dengan langit hitam, secara awan tak menjawab. Terdengar di kupingku kata-kata kemarin sore. Sungguh beda dari kepribadian jovi dulu. Yang biasa pemalu dan agak bisu bila berkata, tapi kemarin terasa dunia memang berbalik dengannya.
“zit, zitaa!!” terlewat panggilan dari kak putri dari luar kamar.
Kak putri selalu bermain kata-kata denganku. Tapi tak seperti hal jovi, kak putri selalu memberiku jalan untuk lebih banyak lembut dan feminim. Kak putri yang kuliah di Universitas ternama di kotaku adalah kakak yang paling aku sayang. Mungkin, karena kami Cuma 2 bersaudara dan tinggal ibulah yang hidup dalam keluarga sedehana ini.
Bermain-main tanganku, melewati jari-jemari. Kakiku ku ayun-ayunkan, sesekali ku tendang ke langit putih. Menahan hati yang gelisah kesana-kemari. Mulutku bergumam tak tahu arti. Raut wajah yang amat kesal dengan orang didekatku tadi.
“bagaimana mengambil jarum itu, jawab zit?” pertanyaan yang selalu menghujat diri ini. Langsung ku buang mukaku ke tanah bertunduk.
“sakit dan luka, itulah sama artinya dengan ini!!” mulut Jovi itu selalu dengan hujatan terus. Yang membuat diriku membungkam dengannya.
tak pernah kita sadari sebuah permasalahan akan ada di kehidupan nyata maupun mimpi, hanya sebagian kecil yang dapat kita mengerti. oleh itu marilah kita saling berbagi hati bersama sang mentari di saat semua mati, oleh fatamorgana yang ada di dunia ini. bahwa, manusia biasa semacam sayalah yang ingin belajar dari kehidupan ini.
kadang fikiran saya selalu bermain-main dengan kata-kata. dan tujuan itulah yang ingin saya sampaikan dalam beberapa cerpen yang ingin ku tulis di judul "sejengkal cerita-cerita itu dalam kehidupan" apa semuanya nyata atau tidak. hanya pertengkaran kecil yang cuma menimbulkan janji-janji palsu dan omongan semata.
tunggulah kelanjutannya, insyaallah semuanya cerpen kecil akan masuk di dalamnya, dan semoga banyak pula ke dalam kehidupannya nanti.

fellow
patient!!!(Y)
www.plurk.com.tm
rasakan, adakah celah disini. kuraba sususan beton yang ada disekitar hidupku, perlahan ku mencari celah-celah kecil. inginku keluar, keluar dari kehidupanku ini. namun, hanya sia-sia dan kesedihan yang ada. ku layangkan tangan ini, secara berganti keras dan keras. tak merasa di iringi cucuran darah dan tangisan belaka.

kenapa kenapa kita begini? salahkah diriku ini mengenalmu?

kali ini, tubuhku sudah lelah. lelah dalam jiwa dan hati. hanya bayang-bayang dirimu, membayangkan dibalik batas itu lagi. hanya pikiran ku

Malam ini, hujan turun lagi. Hari ini malam kelima 10 Maret. Aku menatap rintik-rintik hujan yang turun sambil melamun. Kejadian itu sudah 5 tahun lamanya. Namun, aku tak pernah berhenti menangis bila mengingatnya. Dan seolah ingin menemani dukaku, rintik-rintik hujan selalu turun di malam 10 Maret
“Sampai kapan kamu menyendiri terus, Nduk? Suara ibu membuyarkan lamunanku. Ini kelima kali ibu menanyakannya. Selalu dengan kalimat yang sama. Aku hanya menatap ibu sekilas, kemudian kembali menatap rintik-rintik hujsn dari balik jendela kamarku. Menangis lagi. Hal yang kulakukan tiap kali ibu menanyakannya.
Welcome to My Blog

Popular Post

bacalah dari apa yang kalian inginkan.tapi janganlah menjadi PLAGIAT, bila anda tidak ingin di disamakan seperti Anjing liar yang menghembuskan sebuah tulang.ingatlah hargai ciptaan orang lain.

STATISTIK

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Pengikut

Blogger news

Blogger templates

Social Profiles

  • Cari Di Ini

    - Copyright © 2013 Indraa Cahya N :) -Dark Amaterasu Template- Design by YONDARKNESS -Original by Blog Johanes-