Saat ku
masuki rumah indah, langsung ku menuju kamar terhangatku dengan menahan derai
tangis ini. Terlihat kak putri dengan seorang laki-laki yang amat baik bak
seorang pangeran di sana, tampak mas bayu menatap diriku dengan penuh
keheranan. Dirikupun berharap kak putri langsung menyadari akan apa yang aku
butuhkan. Namun ku tetap berlari kamarku, langsung diri ini ku hantamkan ke
sebuah kasur dan ku kekap sebuah guling. Sekarang ku hanya bisa menangis dengan
kebingungan ini. Terdengar suara ketukan pintu kamarku, namun tak ku
pedengarkan semua.
“zittt,dek
zita!!” suara agak berat di balik pintu tua itu. Seperti bukan kak putri.
“ssssss..masuk
kak?” dengan agak serak akan tangis di mata.
“kamu kenapa
dek, berceritalah sama mas ini?” ternyata mas bayu yang masuk.
“gak papa mas.” Ku husap air
mataku untuk ngelabuhi mas bayu yang mendekatiku.
“beneran
gak papa? Tak apalah bercerita. Sama seperti kamu bercerita dengan kakakmu”
paksa mas bayu.
Ku tatap mata mas bayu. Yang
amat terlihat jujur akan semuanya dan menyakinkan aku, sama dengan mata kak
putri. Sepertinya mas bayu akan berkata baik bila bercerita dengannya.
Dengan
indah dan lembut bibirku bercerita tentang semuanya yang aku alami, tak ada
satupun yang ku sisakan dalam rahasia. Ingin rasanya jawaban mas bayu membuat
diri ini kembali tegak dan kuat seperti dulu.
“mungkin
kalau mas sebagai cowok. Mendengarnya seperti ingin ketawa.” Jawaban mas bayu
yang amat menyesak.
“tapi dek, bila yang di atas
sudah mengariskan takdir adek dengan seseorang. Baik itu jovi atau orang lain,
ada kalanya dirimulah yang menilai baik atau buruknya mereka di hati kamu. Cuma
adeklah yang bisa menentukan segala hal yang terbaik buat adek.” Terucap kata
dari mas bayu.
Sungguh kata-kata mas bayu
sangat mengejukkan hati, membuat air mataku tertahan di pipiku. Menghentikan
derai air mata untuk tidak keluar lagi.
“jangan
menangis ya dek, kakak tak tega melihat air matamu mengalir di pipi manismu.”
Terdengar suara kak putri mendatangi aku dan kak bayu.
“makasih
ya mas, kak.” Senyuman kecil ku berikan untuk sedikit menyenangkan hati.
“sekarang, usaplah air mata yang
tersisa di pipimu dek, dan awali lagi dengan senyuman indahmu.” Tangan kak
putri melayang di pipiku dan menghusap air mataku.
Aku hanya
bisa tersenyum selagi senang saat ada mereka disini, teribaratkan seperti
duniaku sendiri dan ditemani mereka semua.
“baiklah
kak. Sekarang aku mau tidur. Aku sudah capek kak.”
“tidurlah nyenyak dek, mimpikan
yang terindah buwat kamu.” Ucap kak putri, dengan mengajak mas bayu
meninggalkan diriku untuk tertidur .
Perlahan-lahan ku taruh badanku,
dengan rasa capek dan lelah masih kurasakan sedikit kehancuran yang ada,
walaupun sedikit tertutup oleh kesenangan tadi. Hanya terpancar sosok jovi yang
terbaik dan dia amat aku kenal. Harus ku yakinkan hati ini untuk tetap tergar
dan kuat.
“semoga
besok, diri ini akan lebih baik dan terbangun dengan kekuatan yang baru.” Ucap
diri ini dan menemani mata yang perlahan menutup.
Sungguh,
hari ini tidurku ditemani oleh 2 orang pendongeng yang sangat baik dan lembut.
Kak putri sangatlah beruntung memiliki mas bayu yang seperti itu. Harapan hati
ini, adalah sifat jovi yang dahulu tak terulang lagi nanti.