Posted by : indra Minggu, 29 Juli 2012

Pandangan menuju satu arah, perlahan semakin dekat dan dekat. Tatapan lirik dari samping, seakan semuanya tertuju padaku. kecuali dia, dia yang amat masa bodoh akan semuanya. Tak pernah sekalipun menoleh sedikit, Membuat hati semakin penasaran. Mungkinkah dia bisa keseriusan denganku dan kenapa yang dia lakukan itu salah.
“hallo,hallo zita?” tak merasa tangan jovi melayang di hadapanku, ternyata melamun.
                “inikah kerjaanmu. Melamun saja.” Terdengar mulut jovi bergumam dan duduk bersantai.
“ya, begitulah. Kadang begini mengasyikan.”

“heh.h..h, masih saja kau melamunkan dia. Begitu agungkah dia dimatamu?” kembali lagi     dan lagi, tawa kecil itu. Namun kali ini begitu sedikit indah.
“yah, aku tak tau jaminan keagungan itu. Tapi kiranya, jika dia amat mengena di hati.”
                “sungguh terkejut mendengar perkataanmu itu!!” dengan nada yang mungkin amat kesal.
Mungkinkah pertanda, pertanda akan jawaban akan pertanyaanku terhadap jovi. Terkadang, wajah jovi tak terlihat begitu marah kepadaku. Tapi masih dengan fatamorgana yang ada.
“salahkah ak, dan jawaban pertanyaanku dengan bijak jov??” rasa ingin lebih cepat dari jawaban itu.
                “kamu yakin dengan ini??, dan anggaplah saja itu canda tawa kita zit.”
“tidak bisa, katakanlah sebenarnya jov. Tolong!!”
                Senyuman kecil terpancar dari wajah jovi. Tampak tak ada suatu masalah dalam dirinya. Namun, hari ini dia tampak tak secerah biasanya. Mungkin ada suatu yang mengusik dikepalanya.
                “baiklah, kau telah memaksaku zita. Entar sore, datanglah ke taman dekat rmah kita.” Hanya kalimat itulah muncul dari mulut jovi, sembali meninggalkan diriku lagi.
Namun, masih pertanyakan akan tentang jovi. Apa yang  jovi perbuat nanti. Kelak suatu saat aku tahu. Ku lirik lagi dia disana. Tak ku rasa, lama berbicara kata dengan jovi tapi tetap saja. Dia hanya diam, seperti kaku dan bisu. Inginku mendekat kepadanya. Tapi egoismeku pun meningkat, gengsi mengendalikanku. Namun, hati yang sudah kaku masih berharap akan dia  yang dulu. Dulu yang selalu membuatku bahagia bila bermain kata dengannya, dulu yang selalu tersenyum cantik melebehi kesempurnaannya. Namun akan seperti dunia terbalik, mudahnya dia berubah seperti ini.
“mari ke taman zita!!” terpampang seseorang berdiri di sampingku dengan menuangkan tangannya.
                “baiklah, bentar. Aku tata terlebih dulu buku ku.” Menghindari dari lamunan dia, seakan diri ini akan berubah kepada Jovi.
“lebih baik, aku tunggu di tempat parkir saja.”
                “baiklah kalau begitu.”
Sedikit mempercepat tangan tuk masukkan buku. Masih dan masih, masih ku lirik. Kenapa dia tidak pulang. Apa yang terjadi pada dia. Ketika selesai, dank u berjalan ke luar kelas dengan pelan. Tak rela hati meninggalkan sendiri disini. Apa yang dia perbuat sekarang. Jika kala dia Cuma bersandiwara, baguslah dia menjadi actor. Tapi tak terpampang wajang membohongi diri ini. Dia hanya tertunduk lesu membaca buku yang sudah dia baca dari pagi. Bosankah dia kali ini.
                “baiklah zita. Kamu harus pergi sekarang, sudah ada menunggu disana.” Hati pun ikut bekata lagi, sungguh jika hati ini bisa berucap. Dengan tenaga akan ku teriakan namamu melalu hati. Namun, cukup hanya sedih dan tangis.

Leave a Reply

SESUDAH BACA,TOLONG DI KOMENTAR!!
AFTER READING,THE COMMENTARY!!

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

bacalah dari apa yang kalian inginkan.tapi janganlah menjadi PLAGIAT, bila anda tidak ingin di disamakan seperti Anjing liar yang menghembuskan sebuah tulang.ingatlah hargai ciptaan orang lain.

STATISTIK

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Pengikut

Blogger news

Blogger templates

Social Profiles

  • Cari Di Ini

    - Copyright © 2013 Indraa Cahya N :) -Dark Amaterasu Template- Design by YONDARKNESS -Original by Blog Johanes-