jika aku pintar, kalian juga pintar. jika aku kreatif, kalian juga kreatif. jadi jangan jadi PLAGIAT!. karena hargai tulisan dan karya saya, saya yakin anda bisa jauh lebih baik dari karya yang saya buat.
Pandangan
menuju satu arah, perlahan semakin dekat dan dekat. Tatapan lirik dari samping,
seakan semuanya tertuju padaku. kecuali dia, dia yang amat masa bodoh akan
semuanya. Tak pernah sekalipun menoleh sedikit, Membuat hati semakin penasaran.
Mungkinkah dia bisa keseriusan denganku dan kenapa yang dia lakukan itu salah.
“hallo,hallo
zita?” tak merasa tangan jovi melayang di hadapanku, ternyata melamun.
Ketika
berkata dengan langit hitam, secara awan tak menjawab. Terdengar di kupingku
kata-kata kemarin sore. Sungguh beda dari kepribadian jovi dulu. Yang biasa
pemalu dan agak bisu bila berkata, tapi kemarin terasa dunia memang berbalik dengannya.
“zit,
zitaa!!” terlewat panggilan dari kak putri dari luar kamar.
Kak putri
selalu bermain kata-kata denganku. Tapi tak seperti hal jovi, kak putri selalu
memberiku jalan untuk lebih banyak lembut dan feminim. Kak putri yang kuliah di
Universitas ternama di kotaku adalah kakak yang paling aku sayang. Mungkin,
karena kami Cuma 2 bersaudara dan tinggal ibulah yang hidup dalam keluarga
sedehana ini.
Bermain-main
tanganku, melewati jari-jemari. Kakiku ku ayun-ayunkan, sesekali ku tendang ke
langit putih. Menahan hati yang gelisah kesana-kemari. Mulutku bergumam tak
tahu arti. Raut wajah yang amat kesal dengan orang didekatku tadi.
“bagaimana
mengambil jarum itu, jawab zit?” pertanyaan yang selalu menghujat diri ini.
Langsung ku buang mukaku ke tanah bertunduk.
“sakit dan luka, itulah sama artinya dengan ini!!” mulut Jovi itu selalu
dengan hujatan terus. Yang membuat diriku membungkam dengannya.
tak pernah kita sadari sebuah permasalahan akan ada di kehidupan nyata maupun mimpi, hanya sebagian kecil yang dapat kita mengerti. oleh itu marilah kita saling berbagi hati bersama sang mentari di saat semua mati, oleh fatamorgana yang ada di dunia ini. bahwa, manusia biasa semacam sayalah yang ingin belajar dari kehidupan ini.
kadang fikiran saya selalu bermain-main dengan kata-kata. dan tujuan itulah yang ingin saya sampaikan dalam beberapa cerpen yang ingin ku tulis di judul "sejengkal cerita-cerita itu dalam kehidupan" apa semuanya nyata atau tidak. hanya pertengkaran kecil yang cuma menimbulkan janji-janji palsu dan omongan semata.
tunggulah kelanjutannya, insyaallah semuanya cerpen kecil akan masuk di dalamnya, dan semoga banyak pula ke dalam kehidupannya nanti. fellowpatient!!!(Y)
rasakan, adakah celah disini. kuraba sususan beton yang ada disekitar
hidupku, perlahan ku mencari celah-celah kecil. inginku keluar, keluar
dari kehidupanku ini. namun, hanya sia-sia dan kesedihan yang ada. ku
layangkan tangan ini, secara berganti keras dan keras. tak merasa di
iringi cucuran darah dan tangisan belaka.
kenapa kenapa kita begini? salahkah diriku ini mengenalmu?
kali ini, tubuhku sudah lelah. lelah dalam jiwa dan hati. hanya bayang-bayang dirimu, membayangkan dibalik batas itu lagi. hanya pikiran ku
Malam ini, hujan turun lagi.
Hari ini malam kelima 10 Maret. Aku menatap rintik-rintik hujan yang turun
sambil melamun. Kejadian itu sudah 5 tahun lamanya. Namun, aku tak pernah
berhenti menangis bila mengingatnya. Dan seolah ingin menemani dukaku,
rintik-rintik hujan selalu turun di malam 10 Maret
“Sampai kapan kamu menyendiri
terus, Nduk? Suara ibu membuyarkan lamunanku. Ini kelima kali ibu
menanyakannya. Selalu dengan kalimat yang sama. Aku hanya menatap ibu sekilas,
kemudian kembali menatap rintik-rintik hujsn dari balik jendela kamarku.
Menangis lagi. Hal yang kulakukan tiap kali ibu menanyakannya.
"tunggu apa aku terlambat??" pikiranku bingung masuki kelas XI IPS-6, kelas baru ku.
ternyata tidak untuk kali ini, akupun langsung duduk bagian depan kelas agar bersandar bila membaca jendela dunia nanti. hari ini aku datang paling pagi, duduk didepan teras kelas memang asik, bila udara masih dingin.
tak sadar, pikiran otakku mulai melamun. merasa pernah terjadi kejadian disini. ku mulai kembali
natural dan tenang, suci dan lebut, indah dan diam. ketika saya menelan mentah-mentah nafsu. berbicara dengan kata-kata palsu. menghidupkan segalanya dengan bau.
"sungguh,kau amat sempurna!!" hebohkan kata mereka.
hujan pujian menekan hati mereka. emosiku sudah memudarkan apapun yang kamu lihat.
tunggu kawan, kamu begitu bodoh bila kau samakan dengan yang ini. hanya saja, keheningan pagi bisa disamakan dalam kedekapan malam. tapi, apa boleh buat. hanya kamu yang pantas bila memakainya.
tamparan mentah tak pantas kamu terima, cukup
bacalah dari apa yang kalian inginkan.tapi janganlah menjadi PLAGIAT, bila anda tidak ingin di disamakan seperti Anjing liar yang menghembuskan sebuah tulang.ingatlah hargai ciptaan orang lain.