Posted by : indra Sabtu, 03 Maret 2012



Kenangan itu akan terus mengalir…
Seperti air…  
Ingatan itu akan terus terjalin dengan setia…
Seperti abdi daun kepada pohonnya

Aku terbaring di tempat tidur kamarku, sudah pukul 1 malam, tetapi mata ini enggan juga terpejam. Kenangan itu muncul lagi, tergambar jelas di ingatanku. Setiap kejadian dan setiap canda itu mengusikku hingga aku susah tidur malam ini.
***
Siang ini aku menunggu Putri sahabatku untuk bermain lompat tali. Tapi dia tak kunjung datang juga, aku hampir ke rumahnya kalau saja dia tidak muncul dengan tali panjang yang ada di genggamannya.
“Jadi main kan, Yas ?” tanyanya padaku.
“Jadi lah, kamu lama banget, memangnya dari mana Put ?”
“Maaf ya tadi aku bantu ibuku dulu, tadi Si Bayu rewel.”
“Oh ya sudah, yuk main. Emmm, di depan rumahku saja ya mainnya ?”
“Iya deeeeh.”
Kami berjalan beriringan menuju rumahku. Putri memang sahabatku, kami bertetetangga walaupun rumah kami tidak bersebelahan. Dia juga sekelas denganku, kami sering mengerjakan pr bersama,bermain bersama, berangkat dan pulang sekolah bersama. Kita sudah seperti saudara, walaupun kadang masih sering bertengkar. Putri itu sahabatku yang paling ceria, rambutnya keriting sebahu, kulitnya sawo matang dan matanya lebar. Dia sangat manis.
Di  sekolah kami mempunyai teman bernama Frista, Putri juga dekat dengannya. Putri sering bermain di rumahnya, sedangkan aku tidak  pernah. Setiap aku meminta ijin kepada Ibu untuk bermain dirumah Frista, Ibu tidak mengijinkannya. Selain rumahnya yang jauh, juga harus menyeberang jalan raya.
“Yas, Put, nanti main ke rumahku ya ?” pinta Frista waktu kami jajan bersama di kantin sekolah.
“Wah, aku mau Fris, nanti kita main petak umpet saja ya. Oh iya Yas, kamu ikut ya, seru loh, kamu kan belum pernah kesana. Mau ya ?”
“Aku sebenarnya ingin sekali Put, tapi kan kamu tahu, aku tidak boleh main kesana. Maaf ya Put, Fris ?”
“Ya sudah kalau gitu, nggak apa-apa kok Yas.” kata Frista dan Putri sambil tersenyum.
***
Keesokan harinya Putri tidak masuk sekolah, surat ijinnya dititipkan padaku waktu aku lewat di depan rumah Putri.
“Putri kok nggak masuk kenapa Tante ?” tanyaku pada Ibu Putri.
“Sakit Yas, kemarin jatuh waktu bermain di rumah Frista. Tolong berikan suratnya pada Ibu Larsi ya Yas !”
“Iya tante, nanti saya berikan.”
Pulang sekolah aku mampir ke rumah Putri untuk meminjamkan catatanku, Putri sudah agak baikan. Luka di kakinya memang cukup besar, merah dan sepertinya sakit sekali. Setelah selesai aku berpamitan dan pulang ke rumah.
Tiga hari Putri tidak masuk sekolah, teman sekelas menengok Putri. Kami berangkat bersama sepulang sekolah. Dalam hati aku heran, kenapa hanya jatuh seperti itu Putri bisa sampai sakit dan tidak bisa masuk sekolah.
“Putri sudah dibawa ke dokter belum, Bu ?” tanya Ibu Larsi kepada Ibu Putri.
“Sudah Bu, kata dokter ini cuma luka biasa kok.”
“Oh, begitu ya Bu. Semoga Putri cepat sembuh dan bisa sekolah lagi.”
”Iya Bu, terimakasih.”

Waktu berjalan cepat dan tidak terasa akan segera test kenaikan kelas. Tapi Putri masih sakit, aku sangat sedih. Putri sudah dibawa berobat berkali-kali, bahkan sudah dibawa ke pengobatan tradisional. Banyak yang bilang Putri juga sampai dicarikan orang pintar. Tetapi, tidak ada hasilnya. Putri jatuh di atas kuburan di samping rumah Frista yang sudah rata dengan tanah, hal ini dihubungkan oleh hal-hal mistis yang tidak bisa aku tangkap dengan logikaku.
Aku sangat sedih dan merasa iba, bagaimana Putri bisa naik ke kelas 5 kalau test saja dia tidak mengikuti. Dia anak yang pandai, bahkan lebih pandai daripada aku. Aku hanya bisa berdoa dan menjenguknya. Keadaan Putri semakin memprihatinkan, pendengarannya berkurang dan seperti orang yang tidak mengerti apa-apa. Tubuh nya semakin kurus karena tidak mau makan,  hanya dari saluran infuslah dia  bertahan.
“Yas, katanya Putri sakit kanker otak ya ?” kata Ibu padaku sepulang sekolah.
“Loh Bu, siapa yang bilang ?”
“Kata Budhe Harsi tadi, tapi Ibu juga tidak tahu secara pasti” jawab Ibu sambil menyiapkan makan.
Hatiku dag dig dug mendengarnya, ya Allah  kenapa bisa sampai seperti  itu. Putri sepertinya tidak mempunyai kanker otak. Sembuhkanlah Putri ya Allah, pintaku dalam hati.
***
Suatu malam, pintu rumahku diketuk oleh seseorang. Setelah pintu dibuka oleh Bapak ku, ternyata Mas Mul, saudara Putri yang datang. Ada apakah gerangan, tanyaku dalam hati. Setelah Mas Mul pulang, Bapak masuk ke ruang keluarga.
“Putri meninggal.” Bapak berkata sambil memandangku.
“Innalilahi wa ina ilaihi raji’un.” jawab Ibu, aku dan kakak ku.
Badanku lemas seketika, aku menangis. Semua ini terasa begitu cepat bagiku, semua ini sangat khayal bagiku.
***
 Aku yakin pasti Allah mempunyai rencana lain. Akan aku simpan ceritaku bersamamu sebagai kenangan indah. Selamat jalan, Putri. Jangan nakal disana ya Put, bisikku dalam hati. Kini aku mulai memejamkan mata setelah berdoa, kenangan itu pudar berganti bunga tidur yang sangat indah, ada Putri disana. . .




  





Leave a Reply

SESUDAH BACA,TOLONG DI KOMENTAR!!
AFTER READING,THE COMMENTARY!!

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Popular Post

bacalah dari apa yang kalian inginkan.tapi janganlah menjadi PLAGIAT, bila anda tidak ingin di disamakan seperti Anjing liar yang menghembuskan sebuah tulang.ingatlah hargai ciptaan orang lain.

STATISTIK

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Pengikut

Blogger news

Blogger templates

Social Profiles

  • Cari Di Ini

    - Copyright © 2013 Indraa Cahya N :) -Dark Amaterasu Template- Design by YONDARKNESS -Original by Blog Johanes-